Sebagai “Pemimpin pasca-elite,” ia secara struktural harus memperlihatkan watak kepemimpinan tertentu, yang bukan merupakan reperkusi atau pengulangan tradisi elite. Di dalam beberapa hal, pawai rakyat yang menyertai Jokowi ke istana, selepas dilantik di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), bisa kita lihat sebagai peristiwa “Antropologis” yang merefleksikan penyatuan pemimpin dengan rakyat.
Bukankah pernah saya katakan bahwa Jokowi adalah “Eksperimen politik rakyat” ─dalam melawan dominasi elite? Tetapi, pada saat yang sama, pawai raksasa yang dimotori rakyat itu adalah juga ungkapan bahwa Jokowi mempunyai kekuatan nyata dibandingkan para pemimpin partai politik (parpol). Jika yang terakhir bertumpu pada organisasi yang berstruktur, yaitu parpol, Jokowi terdukung oleh kekuatan massa rakyat tanpa struktur resmi.
Fachry Ali, Pengamat Politik