Ini yang disampaikan Kahlil Gibran dalam salah satu surat cintanya kepada May Ziadah:
“Sang Nabi—inilah buku yang kukira mengandung pemikiran seribu tahun yang lalu, tapi aku tidak dapat menuliskannya sebuah bab pun pada kertas hingga akhir tahun lalu. Apa yang dapat kukatakan kepadamu tentang nabi ini? Ia penjelmaan kelahiranku kembali dan penghayatan yang pertama, satusatunya pandanganku yang membuatku berharga berada di bawah sinar matahari. Nabi ini sudah ‘tertulis’ sebelum aku berusaha ‘menulis’-nya, telah menciptakan aku sebelum aku menciptakannya, dan dengan diam-diam mengajakku pergi mengikutinya sejauh dua puluh satu ribu mil sebelum ia muncul di depanku dan menyatakan keinginan dan niatnya.”