Aku sudah cukup banyak belajar, termasuk belajar membiarkan waktu menjalankan tugasnya sebagai penyembuh rasa duka dan kecewa. Sebab, memaksakan diri untuk pulih dengan tergesa-gesa, ternyata hanya memperparah lara yang sudah ada.
Sepenuhnya, kini aku tersadar. Bahwa, dari seluruh cinta yang aku punya, yang paling berhak pertama kali merasakan kehangatannya ialah, diriku sendiri. Yang paling layak diperjuangkan kebahagiaannya ialah, diriku sendiri. Bukan kau.
Jadi, selamat tinggal, wahai kau yang baik. Sama sepertimu, aku pun sudah harus bahagia.